METODE PENELITIAN KUANTITATIF
Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya secara umum memakai analisis statistik. Penelitian kuantitatif dikembangkan oleh penganut positivisme yang dipelopori oleh Auguste Conte. Aliran ini berpendapat bahwa untuk memacu perkembangan ilmu-ilmu sosial, maka metode-metode IPA harus diadopsi ke dalam riset-riset ilmu sosial.
Selanjutnya Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian danfenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Pada hakikatnya setiap penelitian kuantitatif dalam ilmu-ilmu sosial menerapkan filosofi yang disebut deducto hipothetico verifikatif artinya, masalah penelitian dipecahkan dengan bantuan cara berpikir deduktif melalui pengajuan hipotesis yang dideduksi dari teori-teori yang bersifat universal dan umum, sehingga kesimpulan dalam bentuk hipotesis inilah yang akan diverifikasi secara empiris melalui cara berpikir induktif dengan bantuan statistika inferensial.
Penelitian kuantitatif melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu. Untuk menemukan sesuatu dalam penelitian, peneliti harus mengetahui apa yang menjadi ciri sesuatu itu. Untuk itu peneliti mulai mencatat atau menghitung dari satu, dua, tiga dan seterusnya.
Berdasarkan pertimbangan dangkal demikian, kemudian peneliti menyatakan bahwa penelitian kuantitatif mencakup setiap penelitian yang didasarkan atas perhitungan persentase, rata-rata dan perhitungan statistik lainnya. Dengan kata lain, penelitian kuantitatif melibatkan diri pada perhitungan atau angka atau kuantitas atau dengan menghitung menggunakan rumus-rumus statistik. Hasil analisis kuantitatif cenderung membuktikan maupun memperkuat teori-teori yang sudah ada. Penelitian kuantitatif sering bertolak dari teori, sehingga bersifat reduksionis dan verifikatif, yakni hanya membuktikan teori (menerima atau menolak teori).
Di dalam penelitian Kuantitatif ini memiliki ciri-ciri khusus atau karakteristik tersendiri yang tentunya berbeda dengan penelitian yang lain diantaranya :
- Asumsi Penelitian kuantitatif memiliki ciri khas berhubungan dengan data numerik dan bersifat obyektif. Fakta atau fenomena yang diamati memiliki realitas obyektif yang bisa diukur. Variabel-variabel penelitian dapat diidentifikasi dan interkorelasi variabel dapat diukur. Peneliti kuantitatif menggunakan sisi pandangannya untuk mempelajari subyek yang ia teliti (etik). Keunggulan penelitian kuantitatif terletak pada metodologi yang digunakan.
- Tujuan penelitian Penelitian kuantitatif memiliki tujuan menggeneralisasikan temuan penelitian sehingga dapat digunakan untuk memprediksi situasi yang sama pada populasi lain (nilai prediktif). Penelitian kuantitatif juga digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat antar variabel yang diteliti, dan juga menguji teori yang sebelumnya sudah ada.
- Pendekatan Penelitian kuantitatif dimulai dengan teori dan hipotesis. Peneliti menggunakan teknik manipulasi dan mengkontrol variabel melalui instrumen formal untuk melihat interaksi kausalitas. Peneliti mencoba mereduksi data menjadi susunan numerik selanjutnya ia melakukan analisis terhadap komponen penelitian (variabel). Penarikan kesimpulan secara deduksi dan menetapkan norma secara konsensus. Bahasa penelitian dikemas dalam bentuk laporan.
- Peran peneliti dalam penelitian kuantitatif, peneliti secara ideal berlaku sebagai observer subyek penelitian yang tidak terpengaruh menjadi bagian dari subjek penelitian dan tidak memihak (obyektif). Seta peneliti itu harus independent terhadap yang diteliti.
- Analisis, dilakukan setelah selesai pengumpulan data, deduktif dan menggunakan statistic untuk menguji hipotesis.
- Pendekatan kuantitatif lebih menitikberatkan pada frekuensi tinggi.
- Kebenaran dari hasil analisis penelitian kuantitatif bersifat nomothetik dan dapat digenrealisasi. Atau kepercayaan terhadap hasil penelitian dengan pengujian validitas dan reliabilitas instrument. Hubungan peneliti dengan responden, adanya jarak antara keduanya bahkan sering tanpa kontak agar penelitian berjalan obyektif, dan kedudukan peneliti lebih tinggi dari pada responden.
- Penelitian kuantitatif menggunakan paradgma positivistik-ilmiah. Segala sesuatu dikatakan ilmiah bila dapat diukur dan diamati secara obyektif yang mengarah kepada kepastian dan kecermatan (Sunarto, 1993: 3). Karena itu, paradigma ilmiah-positivisme melahirkan berbagai bentuk percobaan, perlakuan, pengukuran dan uji-uji statistik.
- Desain yaitu spesifik, jelas, dan rinci; ditentukan secara mantap sejak awal; menjadi pegangan langkah demi langkah.
- Teknik Pengumpulan data yaitu kuesioner, observasi dan wawancara terstruktur.
- Instrumen Penelitian, yaitu test, angket, wawancara terstruktur dan instrument yang telah terstandar.
- Data, dalam bentuk angka-angka/statistik hasil pengukuran variabel yang dioperasikan dengan menggunakan instrument.
- Sampel/sumber data terdiri atas besar, representative, sedapat mungkin random dan sudah ditentukan sejak awal.
- Penelitian kuantitatif khususnya eksperimen, dapat menggambarkan sebab-akibat.
- Mengenai waktu pengumpulan dan analisis data sudah dapat dipastikan. Peneliti dapat menentukan berbagai aturan yang terkait dengan pengumpulan data, jumlah tenaga yang diperlukan, berapa lama pengumpulan data akan dilakukan, dan jenis data yang akan dikumpulkan sesuai hipotesis yang dirumuskan. Hal ini sejalan dengan instrumen yang sudah baku dan sudah dipersiapkan.
Demikian halnya model analisis data, uji-uji statistik, dan penyajian data, termasuk tabel-tabel yang akan dipergunakan sudah dapat ditentukan. Dalam hal ini mengutamakan sedain atau metode kerja yang sangat ketat.
Alur berfikir dalam merumuskan masalah penelitian kuantitatif, antara lain sebagai berikut:
1. Latar belakang, memuat aktivitas eksplorasi masalah dan menggali hal-hal yang dirasakan penting untuk dijadikan sebagai sutau kajian penelitian, yakni:
a. Argumentasi mengapa masalah tersebut menarik untuk diteliti dipandang dari bidang keilmuan/maupun kebutuhan praktis.
b. Penjelasan akibat-akibat negatif jika masalah tersebut tidak dipecahkan.
c. Penjelasan dampak positif yang timbul dari hasil-hasil penelitian
d. Penjelasan bahwa masalah tersebut relevan, aktual dan sesuai dengan situasi dan kebutuhan zaman
e. Relevansinya dengna penelitian-penelitian sebelumnya
f. Gambaran hasil penelitian dan manfaatnya bagi masyarakat atau negara dan bagi perkembangan ilmu.
g. Identifikasi Masalah
2. Identifikasi masalah, sebagai kegiatan menginvertarisir berbagai masalah-masalah yang ada dalam objek penelitian atau bahkan masalah-masalah yang ada di luar penelitian.
3. Batasan masalah,beragam masalah yang telah teridentifikasikan dibatasi dalam ruang lingkup yang lebih sempit.
4. Rumusan masalah, masalah ayng telah dibatasi perlu dirumuskan secara spesidik, agar masalah dapat terjawabsecara akurat.
5. Landasan teori, rumusan masalah dapat diformulasikan dalam sebuah pertanyaan penelitian.
6. Hipotesis penelitian, melanjutkan dengan memformulasikan kepada hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah. Dikatan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan teori yang relavan, belum didasari oleh data empiris yang didapatkan dari pengumpulan data.
7. Metodologi pendidikan, kemudian dilanjutkan dengan metodologi penelitian dengan pendekatan kuantitatif untuk menguji hipotesis.
Jenis-jenis pendekatan dalam penelitian kuantitatif, antara lain sebagai berikut:
- Penelitian deskriptif (penggambaran). Adalah penelitian untuk memberikan uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent).
- Penelitian komparatif (perbandingan). Pola penelitian ini adalah membandingkan satu variabel atau lebih dengan sampel besar, atau penelitian dilakukan dengan mengkaji beberapa fenomena sosial dalam bidang pendidikan yang lain.
- Peneitian asosiatif (kolerasional). Penelitian ini sering disebut dengan penelitian hubungan sebab akibat (kausal koleration). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, atau hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
- Penelitian eksperimen. Adalah penelitian yang menuntut peneliti memnaipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel bebas serta mengamati variabel terikat, untuk melihat perbedaan sesuai dengan manipulasi variabel bebas tersebut.
- Penelitian expost facto (kausalitas). Merupakan penelitian yang dilakukan untuk meneliti suatu peristiwa yang telah terjadi dan kemudian mengamati ke belakang tentang faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbilnya kajian tersebut.
- Penelitian survey. Merupakan penelitian yang dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap sutu gejala atau pengumpulan informasi dari populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel sebagai mewakili data populasi tersebut.
Ada 3 macam bentuk dari hubungan variabel terikat, yaitu:
a) Hubungan simetris, yaitu variabel X tidak mempengaruhi variabel Y, atau sebaliknya Y mempengaruhi X. b) Hubungan kausal/sebab akibat, variabel X mempengaruhi variabel Y, atau sebaliknay Y mempengaruhi X. c) Hubungan timbal balik, yaitu variabel X dan variabel Y saling mempengaruhi.
Tahap persiapan pengolahan data kuantitatif, antara lain sebagai berikut:
- Editing, yaitu kegiatan meneliti atau memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan dari lapangan, biasanya dilakukan untuk kuisioner melalui wawancara formal.
- Coding, yaitu usaha mengklasidikasikan jawaban responden menurut macamnya, tujuannya untuk menyederhanakan jawaban sehingga dapat diolah, seperti memberikan kode atau simbol tertentu. Cara pengolahan data dalam metode penelitian kuantitatif biasa juga disebut dengan pengolahan data dengan cara statistik. Dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni:
b. Ukuran tendensi sentral
Dalam hal ini, data disusun dengan mencari bilangan yang mewakili keseluruhan satuan data tersebut. Bilangan yang mewakili keseluruhan satuan data disebut tendensi sentral. Ukuran tendensisentral yang sering digunakan adalah mean (rata-rata), modus (frekuensi tertinggi), dan median (nilai tengah).
Secara umum format penyusunan laporan penelitian kuantitatif terdiri dari:
- Halaman judul penelitian Memuat judul penelitian yang ditulis dengan singkat dan spesifik, yang menggambarkan masalah yang diteliti.
- Daftar isi Memuat judul dan subjudul dari bagian-bagian proposal beserta halamannya.
- Bagian-bagian isi proposal penelitian Gambaran umum isi laporan penelitian harus mengikuti prosedur prnelitian, yaitu urutan langkah-langkah yang sistematis, seperti:
- Daftar Isi
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
II. Kajian Pustaka
A. Deskripsi Teori
B. Penelitian yang Relavan
C. Kerangka Konseptual Penelitian
D. Hipotesis
III. Metodologi Penelitian
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
B. Tempat Penelitian
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sample
D. Instrumen Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Jadwal Penelitian
G. Daftar Pustaka
Manfaat penelitian kuantitatif, antara lain sebagai berikut:
- deskripsi/penggambaran secara khusus, karna lebih jelas dengan menggunakan angka/numerik yang bersifat pasti.
- validitas data dan informasi akurat dan signifikan. Artinya, makna secara statistik/signifikansi secara statistik.
- adanya pengujian terhadap teori.
Referensi:
Tim Edukatif HTS. Modul Sosiologi Untuk SMA/MA Kelas XII. Surakatra: Penerbit Hayati Tumbuh Subur.
Iskandar. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Referensi.
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar